20080505

KEPEMIMPINAN MENURUT ISLAM

Pengertian Kepemimpinan Menurut Islam

Dalam firman Allah Subhanahuwata’ala pengertian kepemimpinan dijabarkan dalam surat An Nuur (24) ayat 55, yang berbunyi:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagai mana telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, makam mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An Nuur (24): 55)

Ada banyak difinisi tentang kepemimpinan. Tetapi bagi kita, secara mendasar leadership berarti mempengaruhi orang. Ini merupakan definisi yang luas dan termasuk di dalamnya bermacam-macam perilaku yang diperlukan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagian besar perspektif leadership memandang pemimpin sebagai sumber pengaruh. Pemimpin dalam memimpin pada dasarnya mempengaruhi dan para pengikut mengikuti sebagai pihak yang mengikuti.
Pada dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakan sekelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan/disepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak dengan cara yang tidak memaksa. Dengan kemampuannya seorang pemimpin yang baik mampu menggerakan orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan upaya memenuhi kepentingan mereka yang terbaik. Tujuan tersebut bisa bersifat umum, seperti menyebarkan ilmu yang bermanfaat ke seluruh dunia, atau khusus seperti mengadakan konferensi mengenai isu tertentu apapun cara yang dilakukan pemimpin hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang terlibat dalam tujuan jangka panjang yang nyata.
Seorang pemimpin adalah seseorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Sehingga dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin yang jujur ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk memimpin.

Pada dasarnya fenomena kepemimpinan adalah:
1.Suatu kekuatan yang mengalir secara otomatis dan mungkin tidak disadari dan dengan cara yang mungkin juga tidak diketahui dan dirasakan antara pemimpin dengan pengikutnya, yang memberikan dorongan kepada para pengikutnya supaya mau mengerahkan tenaganya secara teratur menuju sasaran yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan menuju sasaran dan berhasil mencapainya akan memberikan kepuasan bagi pemimpin dan pengikutnya.
2.Akan mewarnai serta diwarnai atau dipengaruhi oleh media, lingkungan, dan iklim organisasi. Pada dasarnya kepemimpinan tidak bekerja dan berada dalam ruangan yang hampa, tetapi ia berada dalam suasana yang diciptakan dan tercipta oleh berbagai unsur.
3.Senantiasa bergerak dinamis, aktif, agresif serta sewaktu-waktu dapat berubah-ubah derajatnya, intensitasnya dan keleluasaannya, bersifat dinamis atau tidak henti berkarya, bergerak, berinisiatf dan berfikir.
4.Pada hakikatnya bekerja menurut prinsip, alat, dan metode yang pasti dan tetap.
Selain itu kepemimpinanjuga adalah kemampuan untuk menjalankan pekerjaan melalui orang lain dengan mendapat kan kerercayaan dan kerja sama. Hamper semua aspek pekerjaan dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan.

Kepemimpinan memiliki tiga faktor keterbatasan yaitu
1.pengetahuan dan keterampilan.
2.keterampilan bawahannya dan
3.lingkungan kerja.

Kepemimpinan formal yaitu manajer dan supervisor yang ditunjuk oleh kelompok di dalam organisasi, sedangkan kepemimpinan informasi dipilih oleh anggotanya. Kepemimpinan formal berusaha mencapai tujuan organisasi, sementara itu pemimpin informal memuaskan seluruh anggotanya demi pertemanan sehingga tercipta saling pengertian.
Terdapat sejumlah factor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang meliputi latar belakang pemimpin tersebut, pengalaman, harapan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, kecenderungan umum industri dan norma-norma sosial.
Pemimpin mungkin memiliki gaya kepemimpinan demokratik atau otokratik. Pemimpin yang otokratik pada umumnya lebih longgar dan memberikan pengarahan. Pemimpin yang demokratik sering mengajak pengikutnya dalam mengambil keputusan, consensus dan pemberdayaan. Sehingga dikatakan pemimpin adalah bagi mereka yang mampu mempengaruhi orang lain dan yang memiliki otoritas manajerial.
Pemimpin yang baik akan mengkomunikasikan energinya, antusiasmenya, ambisinya, kesabarannya, kesukaannya dan arahannya. Terdapat beberapa cirri yang dimiliki pemimpin yang baik meliputi kejujuran dan integritas, menggerakan, memiliki gairah memimpin, percaya diri, intelegensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.

*CIRI-CIRI PEMIMPIN MENURUT ISLAM
Rasulullah SAW. Dalam sabdanya menyatakan bahwa pemimpin suatu kelompok adalah pelayan pada kelompok tersebut. Sehingga sebagai seorang pemimpin hendaklah dapat dan mampu melayani serta menolong orang lain untuk maju dengan iklas. Beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan islam adalah sebagai berikut:
1.Setia. Pemimpin dan orang yang dipimpinterikat kesetiaan kepada Allah.
2.Terikat Kepada Tujuan. Seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan islam yang lebih luas.
3.Menjunjung Tinggi Syariah dan Akhlak Islam. Seorang pemimpin yang baik bila mana ia merasa terikat dengan peraturan islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia melaksanakan tugasnya ia harus patuh kepada adab-adab islam, khususnya ketika berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tidak sepaham.
4.Memegang Teguh Amanah. Seorang pemimpin ketika memegang kekuasaan menganggap sebagai amanah dari Allah SWT. Yang disertai oleh tanggung jawabAl-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah SWT. Dan selalu menunjukan sikap baik kepada orang yang dipimpinnya.
5.Tidak Sombong. Menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena yang besar dan Maha Besar hanya Allah SWT. Sehingga hanya Allah-lah yang boleh sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan salah satu cirri kepemimpinan yang patut dikembangkan.
6.Disiplin, Konsisten dan Konsekuen. Disiplin, konsisten dan konsekuen merupakan cirri kepemimpinan dalam Islam dalam segala tindakan, perbuatan seorang pemimpin yang professional akan memegang teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, karena ia menyadarkan bahwa Allah SWT. Mengetahui semuanya yangia lakukan bagaimanapun ia berusaha untik menyembunyikannya.

PERGESERAN GAYA BERPAKAIAN ARTIS DANGDUT INDONESIA KURUN WAKTU 1960-an s.d. 2000-an

Dangdut merupakan salah satu musik Indonesia yang memiliki fenomena multi dimensi. Fenomena itu menyangkut aspek estetik, artistik, produksi, sosial, bahkan politik. Aspek-aspek itu terintegrasi dalam perilaku masyarakat penyangga eksistensi musik dangdut. Realitas kekinian menunjukkan dangdut tidak saja menjadi milik golongan atau kelas tertentu, tetapi telah merambah ruang publik yang lebih luas. Sehingga dangdut dapat dikatakan sebagai budaya populer di Indonesia.
Bagi penyanyi atau artis dangdut, pakaian memegang peranan penting dalam penampilannya. Akan tetapi dalam tiap dekade mengalami pergeseran gaya berpakaian. Untuk mengkaji nilai pergeseran gaya berpakaian artis dangdut tersebut di atas digunakan pendekatan transformasi budaya. Pendekatan transformasi budaya dimaksudkan untuk mengkaji pergeseran gaya berpakaian artis dangdut kurun waktu 1960-an s.d. 2000-an, sehingga dapat ditemukan faktor-faktor sebagai ciri utama pergeseran.
Gaya berpakaian artis dangdut kurun waktu 1960-an dan 1970-an identik dengan gaya pakaian khas India. Sedangkan pada tahun 1980-an gaya berpakaian artis dangdut sesuai dengan trend tahun 1980-an. Kurun waktu 1990-an di masa Orde Baru gaya berpakaian artis dangdut lebih simpel dan sederhana, sedangkan pada masa transisi Orde Baru-Reformasi gaya berpakaian artis dangdut sangat seksi. Keseksian gaya berpakaian artis dangdut tersebut berlangsung sampai awal tahun 2000-an. Sedangkan pada tahun 2005, gaya berpakaian artis dangdut lebih elegan, tidak semata-mata menonjolkan keseksian tubuh.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, pergeseran gaya berpakaian artis dangdut kurun waktu 1960-an s.d. 2000-an dipengaruhi oleh perkembangan musik dangdut, trend fesyen, politik, sosial dan budaya yang ada di Indonesia. Sehingga dalam kurun waktu 1960-an, 1970-an, dan 1980-an gaya berpakaian artis dangdut termasuk dalam kategori chic & feminine dan coquettish. 1980-an dan 1990-an masa Orde Baru, natural & basic, chic & feminine dan coquettish. Masa transisi Orde Baru-Reformasi sampai dengan masa Reformasi pada awal tahun 2000-an, dalam kategori active dan coquettish. Serta masa Indonesia Bersatu pada tahun 2005, dalam kategori natural & basic, chic & feminine, active, dan coquettish.

PEMAHAMAN-PEMAHAMAN DASAR-DASAR PENULISAN

KEMAMPUAN MENULIS

Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan dalam buku Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia (1988:2), kemampuan menulis menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan, ada persyaratan dasarnya, walaupun hanya untuk menulis sebuah karangan sederhana sekalipun.

Menurut Hernowo, dalam bukunya Mengikat Makna (2004:116), menulis, secara bahasa, selain diartikan sebagai “membuat huruf (angka, dan sebagainya) ”juga dapat diartikan sebagai “melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,membuat surat) dengan tulisan”. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) (2004:231). Selain itu, menurutnya (2004:117), menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan. Menulis berbeda dengan berbicara. Agar efektif, menulis menuntut si penulis mengungkapkan gagasannya secara tertib dan tertata.

Menurut Hairston (1986:2), ada beberapa alasan untuk melakukan kegiatan menulis, yaitu :
1.Kegiatan menulis adalah satu sarana untuk menemukan sesuatu.
2.kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
3.Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki.
4.Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5.Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk menyerap dan memproses informasi.
6.Kegiatan menulis akan memungkinkan kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.
7.kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.

Dibawah ini ada tujuh kiat membiasakan diri menulis efektif menurut Hernowo (2004:213) adalah :
1.Menulis = Membiasakan diri
2.Menulis = Mengekspresikan diri
3.Menulis = Menemukan diri
4.Milikilah catatan harian
5.Kebiasaan menulis = Kecintaan “mengikat” ilmu
6.Membacalah buku sebanyak-banyaknya
7.Menulis = Aktivitas intelektual

Menurut Hernowo (2004:219) ada dua keajaiban menulis yaitu :
1.Menulis sama dengan menata pikiran
2.Menulis secara teratur dan terstruktur akan membuat seseorang dimudahkan untuk mengenali dirinya.

hellicon

hellicon tu sebenarnya kata-kata yang gw dapet waktu gw boker...
ga tau kenapa gw suka banget dengan kata-kata "hell",,n gw pengen dapet salah satu icon dari "hell",, tapi karena gw ga dapet icon dari kata "hell",, jadi gw pake aja kata "icon".
waktu gw gabungin tu kata,, kan jadi "icon hell",, tapi kayanya terlalu resmi,, n kurang asik gimana gitu,, oleh maka itu gw balik trus gw ilangin spasi diantara dua huruf yang gw gabungin.
jadi "hellicon" dech