20091226

ASAL MULA PERAYAAN NATAL

Ada beberapa peristiwa penting yang sangat berpengaruh dalam sejarah kehidupan manusia, diantaranya ada tiga peristiwa penting yang merupakan titik kultimasi bagi setiap orang. Ketiga hal itu yang berlaku secara umum adalah kelahiran ; pernikahan dan kematian.

Mengenai kelahiran mendapat prioritas pertama dan cukup membudaya pada setiap lapisan masyarakat, terutama di kalangan orang-orang tertentu yang tidak segan segan mengeluarkan sejumlah biaya untuk menyambut hari kelahirannya. Juga ada instansi-instansi yang rela mengeluarkan dana yang besar hanya demi syukuran dies natalisnya. Biasanya pesta ulang tahun seperti ini adalah suatu cara untuk mengucapkan rasa syukur seseorang kepada Allah. Ada perasaan damai sukacita dan ucapan syukur yang terjadi tidak pada sembarang waktu dan kesempatan.

Bagi kalangan Nasrani, Natal (kelahiran bayi Kudus Kristus) mendapat posisi puncak pada perayaan keagamaan. Terutama di Negara-negara yang penduduknya mayoritas Kristen. Ada beberapa daerah di Indonesia yang menganggap Natal bukan perayaan yang`paling dipreoritaskan melaikan tahun baru tanggal satu januari. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran nilai keagamaan itu sendiri yang dilatarbelakangi oleh budaya dan adat istiadat.

Menurut kepercayaan orang Nasrani, Natal adalah peristiwa kedatangan atau kelahiran Firman Allah secara insani di dunia ini penjelmaan Allah yang adalah Roh menjadi daging. Kegiatan Natal tiap tahunnya diperingati tiap tanggal 25 Desember sebagai kelahiran Yesus yang dianggap sebagai Tuhan (hari ini telah lahir bagimu juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud, Lukas 2 :11) yang lahir di Betlehem di sebuah kandang domba (Lukas 2: 6). Kelahiran Yesus terjadi di tempat yang tidak begitu wajar. Di Israel pada zaman itu, sebuah rumah persinggahan terdiri dari dua bagian, yaitu untuk tamu satu bagian dan bagian yang lain untuk hewan tunggangan mereka. Di tempat itulah Yesus dilahirkan. Sedangkan menurut Al Qur’an Surat Maryam 23 Yesus dilahirkan di bawah pohon Kurma.

Natal merupakan bagian dari ibadah orang Kristen, mereka merayakannya baik di Gereja, rumah, hotel atau tempat rekreasi dengan mengadakan atraksi-atraksi yang menarik. Mengundang artis artis ternama dan juga memberikan hadiah hadiah baik hadiah langsung ataupun door prize. Mereka mengundang atau mengajak saudaranya, kenalannya atau tetanagganya yang non-kristen untuk ikut ambil bagian di dalam acara Natal tersebut. Sehingga tidak sedikit orang muslim ikut acara Natal dan mengucapkan selamat Natal, yang berarti membenarkan lahirnya Yesus Kristus sebagai Tuhan.

Untuk mengantisipasi hal itu supaya orang Muslim tidak terjerumus dan lebih berhati hati kita perlu mengetahui tentang asal mula Natal, Mulanya 25 Desember adalah salah satu dari hari raya besar orang orang Romawi yang menyembah banyak dewa dewi. Di mana orang Romawi sekitar abad X hingga VII sebelum Yesus lahir sudah mengenal hari lahirnya Dewa Matahari yang diperingati setiap tanggal 25 Desember dengan sebutan ‘Saturnalia”, hari itu dianggap sebagai “The Winter Saltice” saat dimana matahari di titik yang paling jauh dari khatulistiwa.

Orang – orang Romawi sudah lama berdo’a untuk kaisar agar menjadi seorang Kristen dan do’a mereka terkabul . Pada abad ketiga masehi, Kaisar Romawi Konstantin, menjadi seorang Kristen. Kaisar yang radikal itu menjadikan agama Kristen sebagai agama Negara. Maka terjadilah pengkristenan besar-besaran, rakyat dipaksa menjadi Kristen , setiap orang harus mengikuti acara-acara ritual yang dilakukan dalam peribadatan yang dilaksanakan di gereja gereja. Akibatnya mereka secara rutin mengikuti kebaktian kebaktian ritual di gereja, tapi hati dan pikiran mereka tatap jauh dari pertobatan dan menerima Kristen sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Pada suatu waktu mereka mengikuti kebaktian di gereja , tapi pada waktu yang lain mereka mereka tatap merayakan tanggal 25 Desember sebagai hari raya Saturnalia (hari lahirnya Dewa Matahari).

Penyembahan berhala ini terus berlangsung, meskipun Kristen sudah menjadi agama Negara dan kaisar sudah mengkristenkan rakyatnya. Kaisar ternyata hanya mampu mengkristenkan jasmani rakyatnya saja, tapi tidak bisa mengkristenkan hati dan rohaninya. Kaisar Konstantin merasa tidak damai sebab rakyat rakyatnya tetap merayakan saturnalia, satu kebiasaan yang jelas bertentangan dengan ajaran kekristenan, Akhirnya kaisar mengumumkan bahwa tanggal 25 Desember dinyatakan sebagai hari saturnalia juga sebagai hari Natal atau kelahiran Kristus.

Menurut versi lain Natal baru tercetus pada abad IV, tepatnya tahun 353-354. Pencetusnya Paus Liberius yang menetapkan tanggal 25 Desember yang tadinya diperingati sebebagai lahirnya Dewa matahari , diubah menjadi hari lahirnya Yesus karena dia yakin Yesus adalah sang Dewa Matahari, karena dalam Injil tertulis “Aku adalah terang Dunia.” (Yohanes 8:12). Kejadian ini menimbulkan perselisihan dari banyak gereja, diantaranya gereja Greka, Gereja Artodox Timur dll. Di mana Paus dianggap telah menyalahi aturan, sebab mereka sudah memperingati Natal ada yang tanggal 6-7 Januari, 18 Maret, 18 Mei, 25 April. Untuk menetralisir perpecahan ini Gereja Katolik Roma mengadakan pertemuan yang terkenal dengan SINODE VATIKAN (Sidang Gereja). Sidang dipimpin oleh Rahib Dynisius Exigiuus, Ketua biara yang merangkap ahli nujum, dan menghasilkan deklarasi kompromi tanggal 25 Desember berpijak atas pertimbangan agar agama Kristen tidak mengalami distorsi keseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang berlatar belakang berbeda serta sebagai provokasi dan propaganda agar Kristen laku pada masyarakat penyembah berhala dewa matahari yang diperingati setiap tanggal 25 Desember, yang dihayati sebagai hari Baal Samus, atau kelahiran Dewa surya.

Baal sanus dilahirkan di kandang sapi oleh ibu manusia (dara perawan) tanggal 25 Desember hari Minggu. Dia pergi mengembara ke tempat jauh dan mempunyai 12 orang murid , akhirnya dia mati dalam pengabdiannya kepada manusia dan di kubur, tetapi bangkit kembali dari kuburnya untuk membebaskan manusia dari belengu kesengsaraan. Menurut Arnold toyn Bee dalam buku “A Study of History” menyimpulkan mungkin sekali kisah Yesus hanyalah warisan dari riwayat para dewa kuno.

Menurut Cathilik Encclopedia 1991, Natal bukan upacara gereja, upacara ini berasal dari Mesir yang dilakukan peyembah berhala pada bulan januari. Kemungkinan besar bangsa Roma sejak 350 M telah mengganti hari lahir Dewa Matahari ini yang semula Januari ke tanggal 25 Desember yang merupakan pesta Mitra (hari lahir Dewa Surya)

Mengenai Pohon Natal, sudah muncul sejak zaman penyembahan berhala kuno dari babylonia di bawah pimpinan Nimrod salah seorang keturunan Nabi Nuh yang merupakan orang pertama yang murtad kepada Tuhan. Kehidupannya selalu bertindak sewenang wenang, sering melanggar aturan Allah, bahkan ia menikah dengan ibu kandungnya sendiri yang bernama Semiramis. Nimrod hidupnya tidak terlalu lama , ia mati terlebih dahlu meninggalkan samiramis , karena begitu besar cintanya semiramis kepada Nimrod, ia beranggapan bahwa roh Nimrod masih tetap hidup dan setiap saat datang menemui Semiramis.

Menurut Semiramis , Nimrod selalu hadir setiap tanggal 25 Desember dan berada di pohon Evergreen atau Den (kalau di kita sejenis pohon Cemara), dan meninggalkan bingkisan berharga yang digantungkan pada ranting-ranting pohon tersebut. Semiramis memasang lilin dan lampu di atas ranting pohon itu. Selanjutna kepercayaan ini rutin dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Rakyat Babylonia menjadikan acara ini sebagai upacara Ratu langit sedangkan Nimrod sebagai anak suci dari Surga.

Itulah tentang awal mulanya peristiwa Natal yang diambil dari upacara para penyembah berhala. Orang Kristen sendiri merayakan Natal memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai anak Allah (Lukas 3:22 Matius 3 :17, Markus 1:11 Yoh 1:34). Untuk itu umat Islam dilarang mengikuti acara Natal dan mengucapkan selamat Ntal, karena sama dengan membenarkan Yesus sebagi anak Allah, Ingatlah akan firman Allah : “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah ialah Al Masih anak Maryam, katakanlah (Ya Muhammad) siapakah yang akan mempertahankan dari (adzab) Allah, jika ia hendak membinasakan al Masih anak Maryam dan ibunya serta orang orang yang di muka bumi semuanya? Bagi Allah kerajaan langit dan bumi dan apa – apa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (QS : Al-Maidah :17)

Sumber : Majalah ‘RISALAH” No. 9 Th 42 1425H/204 M

0 comments: